Segelas Susu

Jumat, 11 Februari 2011

Segelas Susu
Oleh: Dr. Howard Kelly

Suatu hari seorang bocah miskin sedang berjualan dari rumah ke rumah demi
membiayai sekolahnya.
Ia merasa lapar dan haus, tapi sayangnya ia hanya mempunyai sedikit sekali uang.

Anak itu memutuskan untuk meminta makanan dari rumah terdekat.
Tetapi, saat seorang gadis muda membukakan pintu, ia kehilangan keberaniannya.
Akhirnya ia hanya meminta segelas air putih untuk menawarkan dahaga.
Gadis muda itu berpikir pastilah anak ini merasa lapar, maka dibawakannyalah segelas
besar susu untuk anak tersebut.

Ia meminumnya perlahan, kemudian bertanya, "Berapa saya berhutang kepada anda ?"
"Kamu tidak berhutang apapun kepada saya," jawabnya. "Ibuku mengajarkan untuk
tidak menerima bayaran untuk perbuatan baik yang kami lakukan."
Anak itu menjawab, "Kalau begitu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dari
lubuk hati saya yang terdalam."

Saat Howard Kelly - anak kecil yang miskin itu - meninggalkan rumah tersebut, dia
bukan hanya merasa badannya lebih segar, tetapi keyakinannya pada Tuhan dan
sesama manusia menjadi lebih kuat.
Sebelumnya dia sudah merasa putus asa dan hampir menyerah.

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari wanita muda tersebut mengalami sakit parah.
Dokter yang menanganinya merasa bingung dan akhirnya mengirim wanita itu
kekotabesar untuk mendapatkan pertolongan spesialis. Dr. Howard Kelly dipanggil
untuk berkonsultasi.
http://www.processtext.com/abclit.html

Ketika ia mendengar namakotatempat asal si pasien, ia segera pergi ke kamar tempat
dimana wanita tersebut dirawat. Ia langsung mengenali dan memutuskan untuk
melakukan hal terbaik yang bisa ia usahakan untuk menolongnya.

Sejak hari itu, ia memberikan perhatian khusus pada kasus ini.
Setelah melewati perjuangan panjang, peperanganpun dapat dimenangkan.
Dr. Kelly dipanggil oleh pihak administrasi untuk menandatangani biaya yang harus
dibayarkan oleh si wanita kepadanya.
Ia melihat kepada kuitansi tersebut, dan kemudian menuliskan sesuatu.
Kuintansi tersebut lalu di kirim ke kamar perawatan si wanita.

Wanita tersebut merasa takut untuk membukanya, karena ia merasa yakin bahwa ia
tidak akan mampu membayarnya.
Akhirnya dengan menguatkan hati, ia melihat ke kuintansi tersebut.
Sebuah tulisan pada kuitansi telah menarik perhatiannya.

Ia membaca tulisan itu : "TELAH DI BAYAR PENUH DENGAN SATU GELAS SUSU."
Tertanda, Dr. Howard Kelly.

Air mata mengalir dari matanya saat hatinya yang bahagia mengucapkan doa dan
pujian :
"Terima kasih Tuhan, kasih Mu telah memancar melalui hati dan tangan manusia."

*diceritakan kembali secara bebas

Kisah Dua Laut di Palestina

Kamis, 10 Februari 2011




Di Palestina ada dua laut. Keduanya sangat berbeda. Yang satu dinamakan Laut Galilea, yaitu sebuah danau yang luas dengan air yang jernih dan bisa diminum. Ikan dan manusia berenang dalam danau tersebut. Danau itu juga dikelilingi oleh ladang dan kebun hijau. Banyak orang mendirikan rumah mereka di sekitarnya. Yesus pun berlayar di danau tersebut beberapa kali.

Laut yang lain dinamakan Laut Mati, dan sungguh-sungguh sesuai dengan namanya. Segala sesuatu yang ada di dalamnya mati. Airnya sangat asin sehingga Anda pun bisa sakit bila meminumnya. Danau itu tidak ada ikannya. Tak ada sesuatupun yang tumbuh di tepiannya. Tak seorangpun ingin tinggal di sekitar danau ini karena baunya yang tidak sedap.

Jadi yang menarik tentang kedua laut itu adalah bahwa ada satu sungai yang mengalir ke keduanya.

Jadi apa yang membuat keduanya berbeda? Bedanya adalah, danau yang satu menerima dan
memberi; sedangkan danau yang satunya hanya menerima dan menyimpan.

Sungai Yordan mengalir ke permukaan Laut Galilea dan mengalir keluar dari dasar danau itu. Danau tersebut memanfaatkan air Sungai Yordan dan meneruskannya kepada danau lainnya untuk juga memanfaatkannya. Sungai Yordan kemudian mengalir ke dalam Laut Mati namun tidak pernah keluar
lagi.

Laut Mati secara egois menyimpan air Sungai Yordan bagi dirinya sendiri. Hal itulah yang membuatnya mati.

Karena Laut Mati hanya menerima dan tidak memberi