Kenapa Harus Wanita Shalihah?

Senin, 31 Januari 2011

Kenapa Harus Wanita Shalihah?



dakwatuna.com – Bismillah..



Ilustrasi (Danang Kawantoro)



Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?



Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..



Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..



Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?



Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…



Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..



Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?



Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?



Aku menjawab..



Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.



Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..

Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..



Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..



Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?



Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?



Aku menjawab..



Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.



Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?



Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.



Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?



Pada akhirnya, akupun menjawab…



Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..



Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…



Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.



Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…



Seberat itukah?



Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…

Kenapa Wanita Terlihat Cantik Apabila Memakai Jilbab

Kamis, 13 Januari 2011



1. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA AKAN TUTUP AURAT



2. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA AKAN JAGA MARUAH PADA DIRI DIA



3. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA CANTIK



4. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA TAK AKAN TUNJUKAN KECANTIKAN PADA ORANG LAIN



5. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA ANAK SOLEHAH



6. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA PATUH PERINTAH ORANG TUA DAN SAUDARI-SAUDARANYA



7. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA MENGHORMATI ORANG LAIN



8. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA TAKUT APABILA DIA TAK PAKAI JILBAB ORANG AKAN LIAT DIA CANTIK.DAN ADA NIAT YANG TAK BAIK TERHADAP DIRI DIA



9. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA INGIN JAUH DARI FITNAH



10. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA TAK AKAN MENYUSAHKAN ORANG LAIN



11. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA AKAN DAPAT PAHALA



12. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA DAPAT MENGHINDARI MAKSIAT



13. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... SUPAYA DIA DAPAT MENJADI CONTOH PADA PEREMPUAN LAIN



14. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... SUPAYA LELAKI YANG BERIMAN SAJA YANG SUKA DIA



15. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA DENGAR SERUAN RASULULLAH



16. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DAPAT MENGURANGKAN NAFSU LELAKI



17. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... RAMBUT PEREMPUAN ADALAH MAHKOTABAGINYA.., JADI JANGAN SEWENANGNYA MENUNJUK KEPADA LELAKI..KERANA JIKA DITUNJUKKANNYA DIA AKAN TAK BERNILAI (low class)...(no offence hah..) KERANA MAHKOTA ANDA TELAH DILIHAT OLEH SEMUA LELAKI (kecuali keluarga)



18. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab???sebab... DIA TAK AKAN RAMBUTNYA DITARIK, DIGANTUNG DENGAN BARA-BARA API DAN DIBAKAR DENGAN DASYAT DEKAT AKHIRAT KELAK



Dalil mengenai wajibnya mengenakan pakaian bahagian atas (khimar/tudung) adalah Firman Allah,



“Hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dada mereka” [QS An-Nur (24):31].



Dan Hadis Rasulullah riwayat dari Bazzar dan At-Termizi menjelaskan,



“Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syaitan akan memperhatikannya.”



Dalil lain yang menunjukkan bahawasanya seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan dua telapak tangan ialah sabda Rasulullah kepada Asma’ binti Abu Bakar,



“Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidh) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” [HR Abu Dawud]



p/s: Duhai calon penghuni syurga... untukmu yang paling bahagia karena agama dan akhlakmu.. meski tanpa permata, berlian dan emas yang menghiasi melainkan berkat akhlak karimahmu yang selalu engkau jaga menjadikanmu sebagai wanita yang anggun..



Duhai calon yang akan dicemburui oleh para bidadari syurga... bersegeralah untuk memakai jilbab or tudung kepala dengan sempurna karena akan terlihat lebih cantik apabila kamu memakainya. Kalau engkau memakai jilbab or tudung, sesungguhnya Allah teramat suka dan cinta terhadap hamba-Nya yang mahu mengikuti perintah-Nya..



Duhai calon perhiasan dunia-akhirat.. ku ucapkan selamat bagimu yang telah memakai jilbab dan ku do'akan semoga jilbab yang kita kenakan ini dapat melindungimu. Bagi yang belum semoga secepatnya akan mengenakannya karena.



SUNGGUH ENGKAU SANGAT CANTIK DENGAN BERBALUT JILBAB

Bagaimana Aku Bermohon Kepada Tuhan

Selasa, 11 Januari 2011



:mimpi, dan seseorang yang masih kucari dan ingin kutemui


Aku tak bermohon kepada Tuhan agar menang dalam setiap ujian, agar mendapatkanmu..dan memiliki engkau disampingku

Aku tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapanku, aku tak berdoa untuk kemenangan, dan menyakiti yang lainnya..dan merebutmu dari orang yang lebih mencintaimu daripada aku

Namun, aku bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan menghadapi itu semua, aku berdoa agar diberikan kemuliaan dan menyadari kekurangan dengan rasa bangga.

Sepertinya tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain..

Aku hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis..jika aku kalah

Seekor Katak di Hatiku



Embun pagi baru saja menetes dari pohon jambu di depan kamarku
Sisa hujan tadi malam
Saat kutenggelam dalam banjir syair
Dalam syahdu doa
Dalam lontar mantra
Dan aku melihat isyarat langit
Bahwa aku akan mencintaimu mulai malam tadi
Bahwa aku akan mengikuti jejakmu
Setiap langkahmu

#

Tidakkah kau lihat
Di hatiku ada katak yang sedang melompat-lompat
Berharap kau menjawab salamnya
Senyumnya
Berharap kau mau percaya
Kalau dia ada
Benar benar ada
Sayang engkau tak pernah percaya

Katak itu mulai lelah
Dia tak lagi melompat lompat
Hanya diam menatapmu
Hanya diam mengharapmu
Selagi dia dapat hidup dengan mencintaimu
Selagi dia dapat hidup dengan apa yang ada padamu

#

Aku tak tahu sampai kapan katak ini akan ada di hatiku
Tapi dia tak pernah mau pergi
Katanya mencintai bukanlah memiliki
Memiliki tak mesti mencintai
Sok bijak ya
Tapi dia berkata
Bahwa pecinta sejati adalah
Mencintai seseorang dengan sepenuh hati
Tanpa mengharapkan sedikitpun mendapat balasan
Bahkan tak pernah berharap engkau mencintainya
Hanya meminta izin memimpikanmu di tidur lelahnya
Hanya ingin menyebutmu dalam igaunya

#

Seandainya engkau tahu
Bahwa belum terlambat untuk menjenguknya
Katak itu tengah sakit sakitan
Bukan karena memikirkanmu yang tak pernah berpaling
Tapi karena dia tak makan
Mau makan apa dia di hatiku?
Dia tak akan tega memakan hatiku
Tidak sebagaimana orang lain melakukannya berkali kali padaku
Oya, katak itu mungkin tengah menulis surat terakhirnya yang ingin dia sampaikan
Karena hidup manusia tak pernah abadi
Apalagi untuk seekor katak di hati manusia
Dia sadar itu
Dia tahu suatu saat dia akan mati
Dan engkau akan di bumi
Mencintai
Dan dicintai orang (atau katak lain, mungkin)
Katak itu berpesan
Siapapun engkau yang pernah mengganggu tidurku dengan bayangmu yang tak pernah lepas
Siapapun engkau yang pernah kubayangkan di awang awang langit kamarku yang tak pernah hilang
Siapapun engkau yang pernah kulukiskan di rintik hujan di sore syahdu yang tak mungkin kusentuh
Siapapun engkau yang pernah kuharapkan dapat bersama menghias cakrawala yang mungkin tak dapat kulakukan
Siapapun engkau
Aku mencintaimu
Lebih dari yang engkau tahu

#

Katak kecil di sudut hati manusia

#

Sedetik kemudian tetesan di pohon jambu sampai ke bumi
Di bumi tempat katak pernah mengumbar cintanya

Selamat pagi dan salam sejahtera.

Ini adalah hari ke sepuluh di bulan januari, artinya sudah 2 bulan 10 hari saya magang sebagai CPNS di Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan, dan PNBP Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Suasananya masih adem ayem, bukan karena AC kantor yang memang sangat dingin tetapi karena pekerjaan saya tergolong stagnan. Stagnan nya berhenti di titik sibuk. It means, tiap hari saya sibuk.

Sedikit membuka kaleidoskop 2010 sehabis saya wisuda Diploma III Kebendaharaan Negara, ekspektasi pekerjaan sudah menggunung di depan mata. Darah muda yang bergejolak ditambah rasa ingin menunjukkan sebuah pengabdian sebagaimana slogan kami "Nagara Dana Rakca" yang artinya punggawa keuangan negara.



Ilmu keuangan yang sudah di dapat selama 3 tahun sudah menunggu untuk dikeluarkan layaknya gunung yang tengah mengalami erupsi. Namun semua ekspektasi sepertinya harus dikesampingkan. Pada pengumuman penempatan saya ditempatkan di Sekretariat Jenderal, Biro Hukum. Di Biro ini semuanya adalah ahli ahli hukum yang sudah pasti berpengalaman. Kira kira bisa pembaca bayangkan bagaimana nasib seorang lulusan Diploma III Bidang Perbendaharaan dihadapkan dengan foreign environment yang berbeda 180 derajat. Yap, welcome to the jungle! Apalagi harus menghadapi kenyataan bahwa kemungkinan saya tidak bisa melanjutkan pendidikan keuangan karena prioritas untuk ekstensi sarjana adalah mengambil sarjana hukum. Mungkinkah saatnya berkata pisah dengan sarjana ekonomi (yang saya impi impikan sedari kecil)?

Minggu pertama merupakan minggu yang sangat sulit. Dalam keputusasaan fase ini dinamakan fase penyesalan/pembantahan/penyangkalan terhadap takdir. Saya masih tetap tidak percaya seorang diploma ekonomi 'nyasar' di hukum. Dalam fase penyangkalan hari hari terasa sangat berat. Rasa syukur terkikis dengan perasaan penyesalan yang mendalam. Bayangan pekerjaan yang asing, kuliah yang nantinya harus dimulai dari awal. Semuanya berkunang kunang membentuk rasi bintang keputusasaan.

Namun saya berpikir, apalah artinya saya tenggelam dalam penyesalan terhadap nasib? Kalau saya percaya semua ada hikmahnya harusnya saya bisa menerima. Bahwa tidak ada satupun daun yang jatuh tanpa sepengetahuan Tuhan. Tidak ada satu fase hidup yang tidak dikendalikan Tuhan. Baiklah, saya akan mengikuti kehendak-Nya, The Master of Marionette. Saya akan mengalir seperti air, air sungai yang melewati batu batuan, bukan air danau yang konstan. Oke, It's time to move on.



Tidak ada lagi hari hari yang disesali. Saya mencoba mencari hal hal yang positif dari pekerjaan yang akan saya jalani. Saya membandingkannya dengan orang lain yang tidak punya pekerjaan sama sekali.
Saya membandingkannya dengan jembel jembel di stasiun senen yang saya temui.
Saya membandingkannya dengan pekerjaan ayah saya dulu, seorang sarjana berprestasi namun harus terlunta lunta sebagai pekerja kasar yang pekerjaannya sebagai penyeruk truk.
saya membandingkannya dengan pengemis yang saya temui di masjid masjid.
Mereka tidak hina, mereka hanya kurang beruntung.
dan saya lebih beruntung, jauh lebih beruntung.

Dan saya sadar. Terlalu banyak yang masih bisa saya syukuri. Bukan mendiskreditkan orang yang saya sebutkan tadi. Tapi dalam konteks ini, manusia harus melihat ke bawah agar dia ingat bahwa ada kekuatan tak terlihat di Atas sana. Ada causa prima yang menyebabkan ini semua.

Fase ini disebut fase penerimaan. dan masih berlangsung sampai sekarang. Entah sampai kapan saya bisa meloncat ke fase berikutnya yaitu fase aktualisasi diri. Saya masih mergulat dengan logika saya yang kadang masih memunculkan perasaan sesal semu.
Dalam fase penerimaan ini saya mencoba menggali makna apa yang bisa saya lakukan sekarang. Saya mulai menyadari apapun pekerjaan itu, asalkan dijalani dengan ikhlas semuanya akan berjalan dengan baik.

Kerja ikhlas
Kerja cerdas
kerja tangkas

Pekerjaan itu adalah sebuah kehormatan. Layaknya jabatan, pekerjaan juga diperebutkan. Oya, ngomong ngomong masalah kehormatan saya punya satu cerita yang saya dapat dari situs motivasi favorit saya heartnsouls, judulnya "Anak Penjual Kue"

This is the story:

Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak, mau beli kue, Pak?"

Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab "Tidak, saya sedang makan".

Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab "Tidak dik, saya sudah kenyang".

Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah".

Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan.

"Pak mau beli kue saya?"

Pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp. 1.500,00 dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja.

"Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik".

Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasih kepada orang lain.

"Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?"

Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, "Saya sudah berjanji sama ibu dirumah ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang kerumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis".




Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak yang sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja dihadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang, dan suatu pantangan bagi ibunya, anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang kerumah ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.

Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan" ia akan mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik.




Cerita di atas bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kerja. Bukan sekadar untuk uang semata... Jangan sampai mata kita menjadi "hijau" karena uang sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yang kita miliki. Sekecil apapun profesi itu, kalo kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, pastilah akan berarti besar...


Wiji Raharjo, 10 Januari 2011

Bagian Mengharukan dari Buku "Kekuatan Tanpa Kekerasan" dai Cucu Mahatma Gandhi

Jumat, 07 Januari 2011





Dr. Arun Gandhi adalah cucu Mahatma Gandhi dan pendiri Lembaga M.K.Gandhi
untuk Tanpa-Kekerasan.

Pada tanggal 9 Juni ia memberikan ceramah di Universitas Puerto Rico dan
bercerita bagaimana memberikan contoh tanpa-kekerasan yang dapat diterapkan
di sebuah keluarga.

Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua di
sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, di tengah-tengah kebun tebu,
18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh
dipedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua
saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota
untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.

Suatu hari, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk
menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan
kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar
belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya untuk
mengerjakan beberapa pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki
mobil di bengkel.

Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, "Ayah tunggu kau
disini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama." Segera
saja saya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh ayah saya.

Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua
permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam
menunjukkan pukul 17:30, langsung saya berlari menunju bengkel mobil dan
terburu-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir
pukul 18:00.

Dengan gelisah ayah menanyai saya, "Kenapa kau terlambat?"
Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton film John Wayne
sehingga saya menjawab, "Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus
menunggu."
Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel
mobil itu. Dan, kini ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata,
"Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki
keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum
kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki
sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik."

Lalu, ayah dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai
berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan
sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka
selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang
beliau, melihat penderitaan yang dialami oleh ayah hanya karena kebohongan
yang bodoh yang saya lakukan.

Sejak itu saya tidak pernah akan berbohong lagi. Seringkali saya berpikir
mengenai episode ini dan merasa heran. Seandainya ayah menghukum saya
sebagaimana kita menghukum anak-anak kita maka apakah saya akan mendapatkan
sebuah pelajaran mengenai tanpa-kekerasan? Saya kira tidak. Saya akan
menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya
dengan satu tindakan tanpa-kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya
merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin.

Itulah kekuatan tanpa-kekerasan.

Sumber: Disadur dari 'The Power Of Nonviolence' oleh Dr. Arun Gandhi


Cara menghukum anak secara mental seperti inilah yang harusnya dimiliki oleh para orang tua sekarang. Tinggalkan hukuman hukuman fisik yang hanya akan meninggalkan luka yang mendalam yang lama lama akan membatu menjadi dendam. Seperti intisari dari khutbah Jum'at yang saya simak tadi bahwa kita tidak membutuhkan teguran, kita cuma butuh sebuah keteladanan. Bagaimana dia mau mengajarkan kita untuk tidak merokok sedangkan dia sendiri merokok?

Yang lebih parah, orang tua kadang malu atau enggan hanya untuk sekedar mengatakan kata "maaf" dan membiarkannya menjadi goresan-goresan luka yang membekas di hati. Atau mungkin kita sering beranggapan bahwa mereka akan melupakannya setelah beberapa hari. Kalau seandainya anda juga pernah melakukan hal yang sama seperti saya, tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf pada orang yang pernah anda kecewakan. Jangan malu untuk melakukan hal yang benar sekalipun itu anda lakukan untuk seorang bocah atau teman, karena mereka juga punya hati nurani. Dan seandainya mereka masih tersenyum padamu walaupun anda telah mengecewakan mereka anda harus bersyukur atas karunia itu. Semoga kita-kita semua memang tidak pernah lupa pada kata yang satu ini, 'MAAF".

Wahai orang tua dan calon orang tua, didiklah anakmu dengan benar!

Sebuah Tanya by Soe Hok Gie

Kamis, 06 Januari 2011



Sebuah Tanya

by: Soe Hok Gie

“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”

You Still Have Hope

Selasa, 04 Januari 2011

You Still Have Hope



If you can look at the sunset and smile, then you still have hope. If you can find beauty in the colors of a small flower, then you still have hope. If you can find pleasure in the movement of a butterfly, then you still have hope. If the smile of a child can still warm your heart, then you still have hope.



If you can see the good in other people, then you still have hope. If the rain breaking on a rooftop can still lull you to sleep, then you still have hope. If the sight of a rainbow still makes you stop and stare in wonder, then you still have hope. If the soft fur of a favored pet still feels pleasant under your fingertips, then you still have hope.



If you meet new people with a trace of excitement and optimism, then you still have hope. If you give people the benefit of a doubt, then you still have hope. If you still offer your hand in friendship to others that have touched your life, then you still have hope. If receiving an unexpected card or letter still brings a pleasant surprise, then you still have hope.



If the suffering of others still fills you with pain and frustration, then you still have hope. If you refuse to let a friendship die, or accept that it must end, then you still have hope. If you look forward to a time or place of quiet and reflection, then you still have hope. If you still watch love stories or want the endings to be happy, then you still have hope.



If you can look to the past and smile, then you still have hope. If, when faced with the bad, when told everything is futile, you can still look up and end the conversation with the phrase... "yeah...BUT.." then you still have hope.



-------------------------------------------------------------

Ada satu cerita yang saya copy dari cerita inspirasiku:



Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh.



Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka



Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.



Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.



Tanpa terduga…



Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”



Lalu ia mengangis tersedu-sedu.



Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:



Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:



“Akulah HARAPAN.”



Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.



Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!

Read more: http://ceritainspirasiku.blogspot.com/2010/05/4-bua-lilin.html#ixzz14SwxYKD7



**************************************************************************



Teman, harapan adalah sesuatu yang menakjubkan. Jalin-jemalin yang hadir di dalam harapan, selalu mengikat jiwa manusia, walau kadang ikatan itu tak tampak.



Harapan, akan selalu menguatkan tangan-tangan kita, saat yang lainnya melepaskannya.

Harapan, akan selalu membuat kita tersenyum, saat semuanya menangis.

Harapan, akan selalu membuat kepala kita tegak, dan menatap jauh ke depan, saat begitu banyak tantangan yang hadir.

Harapan, adalah kekuatan yang diberikan Allah, bagi kita untuk terus mau berusaha. Harapan, akan melukiskan senyuman di wajah kita, walaupun hati sedang gundah.

Harapan akan menunjukkan arah bagi kaki-kaki kita, walaupun mata kita tak melihat jejak-jejak itu. Harapan akan memberikan dorongan, walaupun jiwa kita sedang dalam kebingungan. Harapan, adalah juga sesuatu yang indah.

Harapan adalah sesuatu yang harus disyukuri, yang memberikan kesegaran bagi setiap jiwa yang kering. Dan teman, harapan, dapat ditemukan dimana saja. Di setiap hati kita. Di setiap jiwa kita. Sebab, harapan adalah dian, adalah nyala, yang akan memberikan cahaya, dalam tempat yang gelap tanpa warna.



Teman, jangan pernah kehilangan harapan.