Aforisma Bukit Jingga

Kamis, 03 Desember 2009

Aforisma bukit jingga
Stepa telah penuh dengan dafodil, semiotika kita
Sementara bulir kloropil berinkarnasi di serbuk sari
Matang membuncah, meniupkan kesumat rindu
Ke semua arah, ke segala penjuru
.
Lihatlah konstelasi perasaan yang tersusun rapi di cakrawala,
horizon yang tercitra serta lengkungnya senyum mentari
menujahkan kasih di tetes embun pagi
di rapatnya kisi kisi
di celah strimin kamar
di luasnya sawah terhampar
di dek dek kapal
di beku aliran kanal
di sel sel penjara
di panti panti jompo
di matamu yang penuh tanya
aku tiada bertanya kembali
.
Aforisma bukit jingga
Stepa telah penuh dengan dafodil, semiotika kita
Sementara bulir kloropil berinkarnasi di serbuk sari
Matang membuncah, meniupkan kesumat rindu
Ke semua arah, ke segala penjuru
.
LIhatlah agitasi gelora yang menguap di padatnya udara
Testamen telah terisi, dan alam jadi sekstan
pembimbing arah kemana pergi
Dia hinggap di batang konifer tua
di kayu kayu cendana
di kelopak kelopak cahaya
di setiap emulsi doa
di jejari narasi
di kulminasi personifikasi
di rumitnya metafora
di rupa rupa retorika
.
Beginilah cerita butiran cinta
Sebelum menyublim di rongga dada
.
Aforisma bukit jingga
Jejak musafir telah memudar di jalan sastra
Dan puisi tinggallah prasasti

0 comments:

Posting Komentar