Fur Elise

Sabtu, 24 April 2010

Mumpung lagi agak melow mo curhat dikit... Dari tadi gag berhenti dengerin Fur Elise-nya Ludwig van Bethoven... Udah ganti ganti pianis mulai dari Robin Alcatore sampai Richard Clayderman, entah kenapa lagu ini terasa menancap banget di ati.. Atau mungkin perasan yang dimiliki Bethoven waktu nyiptain lagu ini ke Theresia Malfatti sama dengan perasaanku saat ini? Ya bisa dibilang seperti itulah, Theresia Malfatti akhirnya menikah dengan pria lain...
.
Kalo boleh sedikit cerita tentang fur elise, artinya untuk elise (untuk therese) adalah lagu luar biasa dengan permainan mood yang juga luar biasa, dimulai dengan mood yang sedih dengan kunci E-E mol-E.. Oya kunci itu katanya adalah petunjuk inisial betapa Bethoven mencintai Therese yang kalo dibaca nada enharmoninya menjadi E - Es - E (thErESE)... Mood terus mengalun dengan sedih sampai bagian tengah yang mulai muncul sedikit harapan... Kalo boleh sedikit sok tahu, sepertinya bethoven mulai merajut asa untuk mendapatkan Therese, walaupun pesemis... Yah, entah sonata fur Elise ini diciptakan setelah atau sebelum Theresia Malfatti menikah dengan orang lain, yang jelas kesedihan lagu ini terasa hampir sama dengan kesedihan yang kurasakan... Tiap denger sonata ini, aku kebayang cinta pertama SMA ku yang sudah mendahuluiku ke Polaris, kebayang dengan pertemuan pertama dengan mantan di Bogor, saat kita jalan di Botani Square, janji ke gramed tapi gagal gara2 ada kuliah jam 1, entah tiap ke gramed aku jadi kebayang saat saat itu..

Waktu sudah gag bisa kembali lagi, kalau waktu bisa kembali lagi, mungkin aku akan mencintainya lagi dan tak akan membiarkannya pergi, setidaknya mengucapkan selamat jalan... Tapi waktu gag perlu kembali, sekarang pun aku masih mencintainya, hanya dengan cara yang berbeda...

0 comments:

Posting Komentar